Bangsawankah??
Dewa pujangga??
Kulihat, kau tak pandai merangkai kata
Atau berbagi senyum kepalsuan setidaknya
Kepintaran dan tahta?
Kemampuanmu tak terbaca
Air mata atau kebahagiaan??
Aku tak cakap menebak rasa
Akhir sebuah cerita
Memang dapat ditentukan si pengarang
Menjadi episode panjang
Tecipta roman
atau berakhir menjadi tumpukan kertas di pembakaran
Wahai engkau yang dipuja harapan
Mengapa senantiasa memberi terkaan
Padahal kau tahu kelak semuanya adalah pilihan
Menjadi hampa dan berderai air mata
Atau mungkin terbentuk pelangi kebahagiaan
Kupuja kau yang selalu berwibawa
Memang tak bergelimpangan harta
Tapi kau memiliki tahta
Dihati dan sanubari sang mawar
Tak bersatu juga tak mengapa
Tapi kebahagiaan akan selalu menjadi milik bersama
Walaupun itu hanya sekedar saling memandang
Tak harus terucap kata
Di tempat masing-masing, saling menyapa
Biar yang lain tidak kelihatan
Bukan karena ini terlarang
Tapi keadaan memaksa
Butuh pengakuan, tapi takkan kita ungkapkan
Karena semuanya bisa berakhir seketika
Keindahan yang pudar
Bahkan tak ada lagi sapaan yang biasa
Lebih indah jika tak memiliki
Walaupun ada perih tapi rasa ini abadi
Dibanding bersama,
Mungkin karena kita saling berharap
Sehingga bisa terluka....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar