Senin, 09 Mei 2016

Surat Kebencian



Menenggak racunnya, tak lantas membuatku gentar
Sebuah keyakinan bahwa semua bisa selalu ada penawarnya
Mungkin pula rasa yang sempat dibawa
Adalah racun mematikan namun takkan membuat kiamat
Untukmu yang pernah hadir membawa kebahagiaan
Walau akhirnya juga meninggalkan luka menganga
Yang telah penuh nanah dan kebusukan
Kita pernah bahagia bersama
Ya, dan akhirnya kerengkuh diri sendiri
Dan kau pergi melarikan diri
Pecundang yang sebenarnya kalah bertanding

Awalnya berharap kau kembali
Sekalipun dalam keadaan mati
egoku ingin menenggak bisa itu, sekali lagi
Atau bahkan sekedar memuaskan amarahku membalas
Bersama waktu kunanti
Namun sekali lagi harus kuakui
Bahwa waktu terkadang tak membawa apapun kembali
Bahkan ragamu tak kujumpai
dan luka itu terkoyak lagi

Kau bukan pemenang sejati
Dan aku bukanlah si malang penyendiri
Karma itu nyata
Dan kau, ada dalam daftar pencariannya
Menunggu saat yang tepat untuk mampir
menjadi akrab bersama
Hingga akhirnya kalah dan lelah saja yang dapat menjadi teman
Pergi saja penguasa kekelaman
Sudah kubuang kau ke sampah
Yang entah akan didaur ulang
atau diabaikan
Takkan kucari kemana pun berada
Luka itu masih menganga
Namun pulih adalah pilihan diri
Dan aku telah memilih....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar