Rabu, 24 Agustus 2011

Kepingan yang terbuang


Untaian melati hanyut ketepian
Tak kupilih lagi, karena sudah terbuang
Layu juga, tak dipandang orang
Mungkin melati menangis dalam perjalanan
Tapi biarlah musim berikut dapat mengeringkannya
    Tersedu dalam kesedihan
    Hitam putih tak ada bedanya
    Kau!! Yang bersembunyi dibalik kepalsuan
    Warnamu kuihat sama!
    Dan apa gerangan arti kata, yang pernah kau ucapkan?!!
Kepalsuanmu sungguh mempesona
Entah pujian apa lagi yang pantas kuberikan
Padamu yang memperindah malam
Katika aku terseret dalam kegelapan, kau hadir begitu menggoda
Mungkin ini juga kebodohan
Yang mengantarkanku pada masa kelam
   Jeritanku sudah tak berguna
   Siapa juga mau mendengar..?!
   Buat tuli dan pekak telinga!!
   Tak ada jalan, kecuali bersabar
   Dan merelakan kau pergi
   Dan kudoakan cepatlah mati
   semua luka yang kini kualami....

Senin, 15 Agustus 2011

Nyanyian Hati untukmu Sang Dewi

Tak perlu seribu pesona membuyarkan lamunan bulan
Tak ada kecapi pun tak mengapa
ku kan terus disini dan mendengarmu bercerita
Tentang malam yang tak bersepi
Dan menghanyutkan waktu ke dalam batas lautan
Mengapa semuanya terdengar indah??
Entah itu karena suaramu, ceritamu atau mungkin karena itu kamu?!!
   Membunuh waktu yang renta
   Bersamamu, penyesalan takkan penah kukeluhkan
   Hanya kebahagiaan yang telah ditorehkan
   Dan hatiku bernyanyi karenanya
Sukmaku bergejolak
Berharap dewi malam tak segera berganti fajar
Aku ingin disini mendengarmu berkeluh kesah tentang kehidupan
Dan hanya kita bersama menembus bentangan waktu masa lalu
Bersama membelai angan yang khayal
Berharap tak sekedar mimpi, dan segera menjadi nyata
   Duka dan keheningan akan menyinggahi dermaga kita
   Namun aku berharap jangkar kita tetap kuat untuk menahan arus yang datang...
   Langkah yang kita kayuh bersama langit biru
   Bisa saja berubah menjadi mendung dan berkabut
   Membentuk tirai kelabu
   Membuat semuanya terlihat hitam dan abu-abu 
   Tanpa peduli pada waktu dan kerontanglah jiwaku menjelma bak hantu
   Jawabanku, aku takkan pernah melepaskanmu..
   Sekali janji suci kupatri,
   padamu sang Dewi, pengikat hati
   semenjak hari bertemu
   Dan sejak itu, hatiku sudah jadi milikmu




(utk mereka yang memuja pencintanya)...

Minggu, 14 Agustus 2011

Untuk Sahabat


Sahabat,
Langkahku terkadang terhenti karena kelelahan
Bibirku kering karena terlalu lama meratap
Tapi aku tak pernah tahu mengapa ada kau yang selalu mendampingiku
Bahkan ketika badai kehidupan yang sungguh tak dapat kutahan telah menghancurkan kehidupanku
Kau, selalu ada untukku
  Aku ingat ketika kita bersama tersenyum dan tertawa bahagia
  Menikmati kebodohan diri sendiri
  Atau bahkan menertawakan kehidupan ini
  Serasa waktu berhenti dan merelakan agar kita pakai sesuka hati
  Saat-saat itu sungguh indah bagiku
  Tak dapat kulukiskan dengan kata
  Karena aku tak pandai merangkainya menjadi kalimat indah yang dapat kau kenang seumur hidup
  Tapi semoga rasa yang pernah kita jalani bersama,
  Tak lekang dalam lubuk hatimu
Kesakitan, penderitaan, luka, duka, dan air mata
Selalu bisa membuat alasan untukku tak dapat bertahan menjalani kehidupan
Tapi dukunganmu, yang selalu ada disisiku
Sungguh menjadi alasan aku bangkit dari keterpurukanku karena perasaan ”aku berharga”
Setidaknya untuk sahabatku..
Sekalipun yang lain bisa memandangku dengan nol besar,
Keberadaanku bisa ditiadakan oleh mereka,
Tapi tidak denganmu, karena aku tahu kaupun tak bisa tak memperhatikanku..
   Hampir tak ada rahasia yang tak kuberitahu padamu
   Tapi jujur, ada pula yang kusembunyikan darimu
   Namun  itulah indahnya persahabatan
   Terkadang kita tak butuh banyak kata
   Karena dalam diam pun kita berbicara
   Bahwa apa yang sebenarnya terjadi
   Tidaklah harus dengan rangkaian kata penjelasan
   Cukup dengan pengertian..
   Bahkan kadang kita melakukan sesuatu yang saling diharapkan untuk diperbuat oleh satu sama lain
   Tanpa memberitahu terlebih dahulu
   Dan inilah kejutan-kejutan yang selalu bisa membuat kita tertawa bahagia
   Heran dan tak menyangka ”mengapa dia bisa tahu??”
   Dan aku bahagia karenanya
Pernah pula kita berselisih paham
Jalan kita kadang tak searah
Bahkan menjadi kesal dengan perbuatan masing-masing
Namun entah mengapa, selalu ada jutaan maaf dan selalu dapat kita lupakan
Dan belajar dari kesalahan kemarin yang kita buat bersama
Tapi inilah yang terbaik
Karena membuat hubungan kita semakin erat dan saling mengerti satu sama lain
Hampir selalu ingin menghabiskan waktu bersama
Apalagi ketika aku merasa sendiri dan tak dimengerti
Terima kasih karena telah menjadi sahabatku
Terima kasihku pada Tuhan yang telah mengirimkanmu untuk hadir dalam hidupku
Bila kelak ini abadi, aku ingin menceritakannya pada anak dan cucuku
Sungguh tak pernah membosankan
Dan adalah hal terindah memiliki sahabat sepertimu...

PERIH


Lebih baik berjalan tanpa rasa
Takkan lelah dan menjadi kuasa
Meratap & berderai air mata
Atau hny sesak yg tak kutampakkan
      Semua kenyataan ini menampar angan dan perasaan
      Yg lama ku pupuk hingga menjadi tua dan matang
      Sia-sia sudah penantian dan harapan
      Yg kusandarkan pada sang bintang
Kukembarai setiap ruang hati
Namun seperti jalan tak berujung
Atau aku yang menjadi tumpul??
Jalanku buntu
Rasa malu menjalar hingga kapiler darahku serasa beku
      Diriku luntur bersama langit yang menangis
      Air mata bukan tandinganku
      Hingga harus kuteriakkan cacian bagi perasaan ini
      Menyesal telah mencintai
Rasa benci yang kini merajai
Tapi sekuat tenaga kuruntuhkan tembok tinggi
Yg telah kubuat jauh lebih kuat dari yang kukira
Hingga akhirnya kumengalah
Aku tak bisa membencimu lebih dari ini
Tapi aku pergi
Agar  luka ini pun berakhir